Wednesday, February 08, 2006

Sedih

Kantor yang kosong. Di udara hanya menggantung Maroon 5 dengan sweetest goodbye-nya (damn, what a choice of 'random' playlist!). Saat itu aku benar2 tidak ingin orang-orang CSI untuk mengadakan rapat mereka, karena aku butuh ada manusia di sini.

Kerongkongan yang tercekat. Di meja di belakangku tergolek bungkusan hotdog yang tak tersentuh, ransum untuk sore, tapi entah kenapa rasa laparku hilang. Bagaimana bisa orang-orang kantor ini menghandle so many goodbyes ?? Aku tidak habis pikir. Terpikirkan untuk bertanya pada R tips2 menghandle hal ini (seperti juga yang kutanyakan padanya sesaat setelah kita melambaikan tangan pada Jay di hari keberangkatannya ke Korea). Tapi takut mata yang sudah tidak mau kompromi ini bertingkah dan membanjirkan air mata.

Di saat harus kuat, aku malah merasa terlemah. Aku takut pada diriku, dan ketidakmampuanku memotivasi diri. Kucoba menghapus saat-saat teman-temanku masih ada bersamaku, yang sialnya otomatis menayangkan flashback-flashback sentimentil dengan warna-warna vivid.

Kantor semakin kosong. Hanya ada aku dan Pak Wawan, our miraculous "house elf" dan sapunya. Memandangi meja kosong di sudut mataku. Kerongkongan tercekat lagi. Satu keadaan di mana segelas air tidak bisa membantu apa-apa.

Aku harus pulang...

Wednesday, February 01, 2006

Never

Never ;
a word derived from two words : not and ever; meaning it won't happen in this life, not in the next life, not even in your dream. Never.